Cara Mengajar Anak Mencintai Alloh (Mulai dari Fase Pranikah Sampai Dewasa)

Cara Mengajar Anak Mencintai Allah (Mulai dari Fase Pranikah Sampai Dewasa)


Cara Mengajar Anak Mencintai Allah (Mulai dari Fase Pranikah Sampai Dewasa)

Arti cinta kepada Alloh subhanahu wa ta'ala adalah pondasi dasar yang harus menghunjam pada setiap insan. Dan salah satu aset yang paling berharga bagi kaum muslimin adalah anak.

Anak adalah bibit tumbugnya suatu pohin generasi yang besar, yang darinya nanti tumbuh cabang-cabang dan ranting-rantungnya. Jika selama ini kita memfasilitasi dan memperhatikan kesehatan fisiknya, maka seharusnya kita lebih memprioritaskan pada kelurusan aqidah anak-anak dan pola pikirnya yang sesuai tuntunan Alloh dan Rosul-Nya.

Pada mulanya tugas menanamkan kecintaan anak kepada Alloh adalah tugas berat. Sehingga setiap orang tua harus meminta pertolingan kepada Alloh Yang Maha Kuat. Dan tentunya ihwal semua ini kembali kepada hidayah dari Alloh subhanahu wa ta'ala.

Berikut ini adalah tahapan dalam mengajari anak mencintai Robbnya:

1. Fase Pranikah
Benih yang ditanam pada lahan yang gersang akan tumbuh kurus, kering, dan mati sebelum memberikan buah. Karena itulah, Islam mengajarkan kita memilih pasangan yang baik agamanya.

Karena pasangan hidup adalah orang tua anak kita maka langkah awal adalah mencarikan orang tua yang paham agamanya. Tidak menjamin kecerdasan dunia orang tua, akan berimbas pada kebaikan akhlak pada anak. Tetapi, point pertama dalam memilih pasangan adalah baik agamanya.

Carilah pasangan hidup yang ahlussunnah, bukan pelaku kesyirikan, bid'ah, dan maksiat.

2. Fase Alam Rahim
Hendaknya seorang calon ibu saat masa ini semamin mendekatkan diri kepada Alloh sebagai tanda syukur dan persiapan menyambut nikmat ini. Hal ini memberikan nilai positif pada ketenangan jiwa si janin.

Hendaknya seorang calon ibu pula mengonsumsi makanan yang halal, yang baik, karena hak ini memberikan pengaruh pada janin.

3. Fase Pasca Kelahiran Sampai 2 Tahun
Hendaknya masa ini kita meruqyah si bayi (membacakan ayat atau doa) agar terhindar pada penyakit. Baik penyakit medis maupun non medis seperti 'ain.

Hendaknya pula di masa ini ada baiknya bayi diperdengarkan suara ngaji yang baik sehingga ia jauh dari intervensi syaiton.

Seiring dengan itu, orang tua harusnya memperbanyak kalimat thoyyibah dan memperbanyak menyebut asma wa sifat. Seperti di saat bayi menangis, daripada menyebut "Ya Ampun", maka ganti menjadi "Ya Alloh". Kalau menggendongnga ucapkanlah kata-kata yang mengandung lafdzul jalalah. Insya Alloh hal ini juga mempercepat anak berbicara dengan kalimat thoyyibah.

4. Fase Usia 2 Sampai 3 Tahun
Masa ini anak sudah menampung hafalan di otaknya. Maka arahkan ia menghafal surah-surah pendek seperti al-Fatihah, al-ashr, al-kautsar, dll.

Di kala ia bermain boneka (yang tidak serupa dengan makhluk hidup), misalnya, kita harus menyebutkan ini tangan, ini kaki, dst. Tapi, ini terbuat dari plastik. Adapun yang Alloh berikan kepada kita adalah sesuatu yang sebenarnya yang memberikan manfaat. Maka beribadahlah hanya kepada Alloh, Nak.

Itulah beberapa cintoh praktisnya agar setial ada kegiatan, usahakan ada pendekatan kepada pengenalan Robbnya.

Kalau makan, orang tua harus memperdengarkan suara basmalahnya agar anak bisa mencontoh. Selesai makan, alhamdulillah.

Dianjurkan pula menempelkan gambar masjid Nabawi dan masjidil Haram di kamar anak, aga mereka rindu mendatanginya.

Dan di masa ini, orang tua bisa memberikan hadiah agar lebih mengena ke hati. Tentunya karena cinta kepada Alloh.

5. Fase Usia 3 Sampai 6 Tahun
Gunakanlah fase inu untuk menceritakan kisah-kisah shohih, baik di dalam al-Qur'an, hadits, dan kisah kehidupan yang mengandung pendidikan.

Jika anak kita laki-laki maka bacakanlah kisah yang tokohnya laki-laki. Begitupun sebaliknya. Sehingga diharapkan anak mengidolakan tokoh dalam kisah tersebut.

Maka dari itu, sebaiknya TV tidak ada di rumah kita, karena TV di masa ini tidak lagi memberikan efek positif bagi karakter anak. Jangan sampai anak kita justru mengidolakan pemain musik, tokoh maksiat, dan semacamnya.

Di masa ini pula, kita sudah berbicara tentang Alloh kepada mereka, bahwa Alloh di atas sambil kita mengajarnya menunjuk ke atas langit, kalau kita berdoa maka mengangkat tangan. Alloh Maha Melihat, dimanapun kita berada. Dia mencintai kita karena itu kita harus mencintai-Nya. Dia-lah memasukkan orang muslim yang Dia cintai ke dalam surga dan surga tidak akan bisa dimasuki kecuali seorang muslim yang mencintai Alloh, sholat, puasa, jujur, berbakti kepada orang tua.

6. Fase 7 Sampai 10 Tahun
Pada fase ini kita harus menanamkan jiwa anak pengetahuan tentang ibadah kepada Alloh. 

Kalau kita memberinya hadiah, lalu ia berkata "terima kasih". Maka kita katakan Alloh juga berhak mendapatkan ucapan "terima kasih". Dialah pemberi pertama. Adanya mata, hidung, tangan, kaki, dan seterusnya adalah pemberian Alloh. Maka kita harua mensyukuri ini setelah adanya iman.

Jangan lupa pula untum menumbuhkan minat bacanya, hadiahkanlah buku aqidah, siroh / sejarah, majalah anak, sebagai ganti dari kue. Ajaklah ia ke toko buku jalan-jalan daripada pergi ke tempat yang sia-sia.

7. Fase 10 Tahun ke Atas
Pada masa ini nampak anak-anak ingin bebas, kadang membangkang. Oleh karena itu, pada usia ini kita bisa menjelaskan lewat kisah bahwa Alloh-lah tempat bersandar dan bergangung paling baik. Dan Alloh terkadang menguji manusia dengan sesuatu yang tidak disukai dalam rangka untuk membersihkan dosa, meningkatkan derajat.

Masa usia ini, orang tua hanya dituntut untuk lebih berstamina dalam berkorban. Tak kalah pentingnya, di masa ini adalah masa berdialog dengan anak secara santai. Bukan lagi dengan pola "dengar dan jawab". Tapi dialog ini mengandung esensi positif, membangkitkan keyakinan, menambah iman anak, membangkitkan gairah beramal.

Berikan anak kesempatan berbicara, mengungkapkan unek-unek. Sehingga tumbuh nilai cinta kasih, tanggungjawab, dan perhatian.

Semoga Alloh menjadikan anak-anak kaum muslimin sebagai generasi bertakwa, senantiasa penyejuk pandangan orang tuanya.
Previous
Next Post »