Tugas Makalah AKHLAQ DALAM ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Kedudukan akhlak dalam kehidupan
manusia menempati tempat yang penting sekali, baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh bangunnya, jaya hancurnya,
sejahtera rusaknya suatu bangsa dan masyarakat, tergantung kepada bagaimana
akhlaknya. Apabila akhlaknya baik (berakhlak), akan sejahteralah lahir
batinnya, akan tetapi apabila akhlaknya buruk (tidak berakhlak), rusaklah
lahirnya dan batinnya.
Seseorang yang berakhlak mulia,
selalu melaksanakan kewajiban-kewajibannya, memberikan hak yang harus diberikan
kepada yang berhak, dia melakukan kewajibannya terhadap dirinya sendiri, yang
menjadi hak dirinya, terhadap Tuhannya, yang menjadi hak Tuhannya, terhadap
makhluk yang lain, terhadap sesama manusia, yang menjadi hak manusia lainnya,
terhadap makhluk hidup lainnya, yang menjadi haknya, terhadap alam dan
lingkungannya dan terhadap segala yang ada secara harmonis, dia akan menempati
martabat yang mulia dalam pandangan umum. Dia mengisi dirinya dengan
sifat-sifat terpuji, dan menjauhkan dirinya dari sifat-sifat yang tercela, dia
menempati kedudukan yang mulia secara obyektif, walaupun secara materiil
keadaannya sangat sederhana.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Definisi Akhlak
Ada banyak sekali definisi mengenai akhlak yang
dikemukakan oleh para ahli ilmu akhlaq. Sekalipun begitu, pengertian akhlaq
tetap terpaku pada satu titik point yaitu tingkah laku.
Akhlak menurut arti bahasa sama dengan adab, sopan
santun, budi pekerti atau juga etika.
Menurut pengertian para ilmu akhlaq, akhlaq ialah
suatu keadaan jiwa seseorang yang menimbulkan terjadinya perbuatan-perbuatan
seseorang dengan mudah.
Dengan demikian, bila perbuatan, sikap dan pemikiran
seseorang itu baik, niscaya jiwa dan akhlaknya baik pula. Sebaliknya jika
perbuatan, sikap dan pemikirannya buruk, niscaya jiwa dan akhlaqnya buruk pula.
Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin mengemukakan
bahwa akhlaq adalah “daya kekuatan (sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mendorong perbuatan-perbuatan yang spontan tanpa memerlukan pertimbangan
pikiran. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka
tindakan itu disebut akhlaq yang baik (mahmudah), sebaliknya, jika buruk
disebut akhlaq tercela (madzmumah).
Dari definisi-definisi di atas dapat dijelaskan bahwa
ukuran akhlaq bukan dilihat dari segi lahiriyah saja, tetapi yang lebih penting
adalah dari segi batiniyah, yakni dorongan hati, sabda Nabi :
“Ingatlah
sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu terdapat sekerat daging, jika ia baik,
maka akan baiklah seluruh tubuhnya, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh
tubuh itu. Ingatlah sekerat daging itu adalah hati”.
Akhlaq dalam Islam sangatlah penting artinya, sebab
Nabi Muhammad saw diutus untuk membina akhlaq manusia. Ilmu yang mempelajari
akhlaq adalah ilmu akhlaq, yaitu ilmu yang menerangkan tentang kaidah-kaidah
baik dan buruk, sifat-sifat terpuji dan tercela.
B. Dasar dan Tujuan Akhlaq
Dasar hukum akhlaq ialah al-Qur’an dan al-Hadits yang
merupakan dasar pokok ajaran Islam.
1) Al-Qur’an
Ù‚َدْ جَاءكُÙ…
Ù…ِّÙ†َ اللّÙ‡ِ Ù†ُورٌ ÙˆَÙƒِتَابٌ Ù…ُّبِينٌ () ÙŠَÙ‡ْدِÙŠ بِÙ‡ِ اللّÙ‡ُ Ù…َÙ†ِ اتَّبَعَ
رِضْÙˆَانَÙ‡ُ سُبُÙ„َ السَّلاَÙ…ِ ÙˆَÙŠُØ®ْرِجُÙ‡ُÙ… Ù…ِّÙ†ِ الظُّÙ„ُÙ…َاتِ Ø¥ِÙ„َÙ‰ النُّورِ
بِØ¥ِØ°ْÙ†ِÙ‡ِ ÙˆَÙŠَÙ‡ْدِيهِÙ…ْ Ø¥ِÙ„َÙ‰ صِرَاطٍ Ù…ُّسْتَÙ‚ِيمٍ ()
Artinya :
“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab
yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang
mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang
benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS.
Al-Maidah: 15-16)
2) Hadits
Dalam hadits diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dari
Aisyah ra, ia mengatakan : akhlaq nabiyullah Muhammad saw adalah al-Qur’an.
Hadits ini menunjukkan bahwa al-Qur’an adalah dasar
yang pertama dan utama bagi akhlaq. Sedang Allah SWT mengatakan bahwa Nabi
Muhammad saw sebagai teladan yang baik dalam firman-nya: “Sesungguhnya telah
ada pada di Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu”.
Akhlaq merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan. Setiap manusia pasti mempunyai akhlaq. Tujuan akhlak dalam
Islam, secara umum ialah terbentuknya pribadi muslim yang luhur budi
pekertinya, baik lahir maupun batin, agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan
akhirat, sedangkan tujuan akhlak secara khusus ada 2:
a) Membersihkan diri dari akhlaq tercela
b) Menghiasi diri dengan akhlaq terpuji
Selain itu tujuan dari akhlak adalah :
a) Mendapatkan ridha dari Allah
b) Membentuk kepribadian muslim, maksudnya adalah segala perilaku, baik
ucapan, perbuatan, pikiran dan kata hatinya mencerminkan sikap ajaran Islam.
c) Mewujudkan perbuatan yang mulia dan terhindarnya perbuatan tercela.
C. Pembagian Akhlak
Berdasarkan
sifatnya ada 2:
1. Akhlaq mahmudah/akhlaq terpuji
Akhlaq terpuji merupakan salah satu tanda bagi
kesempurnaan iman seseorang. Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin bagian
rubu’ munjiyat menerangkan bahwa gejala-gejala hati yang sehat merupakan cermin
dari akhlaq terpuji diantaranya:
a. Takut dan berharap kepada Allah
Takut maksudnya bahwa segala perbuatan manusia itu
nantinya akan dimintai pertanggungjawabannya, maka dengan pengetahuan itulah
seseorang takut kepada Allah, bukan berarti menjauh tetapi sebaliknya, harus
berusaha mendekatkan diri kepada-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya.
b. Taubat dan Nadam
Yaitu kembali ke jalan kebenaran atas dosa-dosa yang
telah dilaksanakan dan menyesali atas segala dosa-dosanya itu.
Ada beberapa syarat bagi orang yang bertaubat:
1) Menghentikan perbuatan maksiat
2) Menyesali dosa-dosa yang telah dilakukan
3) Bertekad untuk tidak mengulanginya lagi
4) Jika bersalah pada orang lain, maka harus minta maaf terlebih dahulu kepada
yang bersangkutan.
5) Memperbanyak amal kebaikan.
c. Sabar dan syukur
Sabar yaitu tabah dalam menghadapi segala sesuatu dari
Allah. Sabar ada 3 macam :
1) Sabar karena taat kepada Allah yaitu sabar dalam melaksanakan perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya dan meningkatkan takwa.
2) Sabar karena maksiat yaitu bersabar diri untuk tidak melakukan perbuatan
yang dilarang agama (sabar menahan hawa nafsu)
3) Sabar karena musibah yaitu sabar tatkala ditimpa kemalangan dan ujian,
serta cobaan dari Allah.
Sedangkan syukur adalah mengakui kebaikan terhadap apa
yang terjadi atau diterima seseorang.
Syukur terdiri atas 3 perkara :
1) Ilmu
2) Keadaan
3) Amal
2. Akhlaq Madzmumah / Akhlaq tercela
a. Kufur, yaitu segala ucapan, perbuatan dan keyakinan mengingkari adanya
Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan kafir adalah orangnya. Di antara sebab-sebab
menjadi kufur adalah: hilangnya kepercayaan kepada Allah. Tidak mengakui
kebenaran atas semua hal, adanya keraguan dalam pikiran dan karena pengaruh
lingkungan.
b. Syirik, yaitu kepercayaan terhadap sesuatu selain Allah. Orangnya disebut
musyrik. Syirik sangat berbahaya karena dapat menyebabkan pelakunya tidak
diampuni dosanya.
c. Riya’ yaitu pamer atau menampilkan diri dalam beramal agar mendapat pujian.
d. Takabur yaitu sombong atas apa yang dimiliki.