PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Makalah Pendidikan | MAKALAH PSIKOLOGI BELAJAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM. Dalam dunia pendidikan memahami atau membaca hal-hal yang tampak (fisik atau jasmaniyyah) dan tidak tampak (psikis atau ruhaniyyah) sangat penting, karena tidak semua hal-hal yang tampak mencerminkan kepribadian individu secara utuh. Dalam proses pembelajaran banyak sekali perilaku-perilaku psikologis yang harus dipahami oleh guru. Oleh karena itu, perlu dibahas mengenai psikologi khususnya psikologi dalam perspektif Islam.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
- Apa makna psikologi belajar dalam perspektif Islam?
- Bagaimana manusia dalam perspektif Islam?
- Bagaimana belajar dalam perspektif Islam?
- Apa ragam alat belajar?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
- Mengidentifikasikan psikologi belajar dalam perspektif Islam.
- Mengidentifikasikan manusia dalam perspektif Islam.
- Mengidentifikasikan belajar dalam perspektif Islam.
- Mengidentifikasikan ragam alat belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
ANALISIS PSIKOLOGI BELAJAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM
A. Makna Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam
1. Selayang Pandang tentang Sejarah Psikologi dan Pengertiannya
Pada dasarnya, psikologi menyentuh banyak bidang kehidupan diri organisme, baik manusia maupun hewan. Psikologi berhubungan dengan penyelidikan mengenai bagaimana dan mengapa organisme-organisme itu berbuat atau melakukan sesuatu. Akan tetapi secara lebih spesifik, psikologi lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan organisme manusia. Dalam hubungan ini, psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana manusia berpikir dan berperasaanAwalnya psikologi digunakan para ilmuwan dan para filosof untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka ragam makhluk hidup. Sebelum menjadi disiplin ilmu yang otonom, psikologi termasuk dalam pembahasan filsafat. Namun kemudian psikologi melepaskan diri dari filsafat dan menjadi disiplin ilmu yang otonom pada tahun 1879 saat William Wund (1832-1920) mendirikan laboratorium psikologi di Jerman.
Sebagai suatu disiplin ilmu yang telah berdiri sendiri, psikologi telah banyak dipergunakan dan diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, pengajaran, ekonomi, perdagangan, industri, hukum, politik, militer, sosial, kepemimpinan, pelatihan dan agama. Penggunaan dan implementasi disiplin ilmu psikologi dalam bidang-bidang kehidupan di atas, kemudian timbul berbagai cabang psikologi yang mengkaji tingkah laku manusia dalam situasi yang lebih khusus, baik untuk tujuan teoritis maupun praktis. Salah satu cabang psikologi yang mengkaji suatu obyek secara khusus adalah psikologi belajar.
Psikologi belajar adalah sebuah frase yang terdiri dari dua kata, yaitu psikologi dan belajar.Psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi, psikologi belajar secara harfiah berarti lmu tentang jiwa atau ilmu jiwa. Sedangkan belajar itu sendiri secara sederhana dapat diberi definisi sebagai aktivitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitarnya.
2. Makna Psikologi Belajar dalam Islam
Merujuk pada pengertian psikologi di atas, dalam pengertian yang lebih luas psikologi belajar dapat dimaknai sebagai suatu ilmu pengetahuan ynag mengkaji atau mempelajari tingkah laku individu (manusia) di dalam usaha mengubah tingkah lakunya yang dilandasi oleh nilai-nilai ajran Islam dlam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses pendidikan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa psikologi belajar pada dasarnya mencurahkan perhatiannya pada perilaku (perbuatan-perbuatan) ataupun tindak-tanduk orang-orang yang melakukan kegiatan belajar dan mengajar atau orang-orang yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar sarat dengan muatan psikologis. Aspek-aspek psikologis ini harus dipahami dan diperhatikan oleh dosen dan guru untuk mendukung keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah makhluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Dalam teori pendidikan lama, yang dikembangkan di dunia barat, dikatakan bahwa perkembangannya seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme), sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme), sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya (konvergensi).
Manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok, manusia yang mempunyai aspek jasmani, disebutkan dalam surah al Qashash ayat : 77 yang artinya : “Carilah kehidupan akhirat dengan apa yang dikaruniakan Allah kepadamu tidak boleh melupakan urusan dunia“