Makalah Analisis Afiks Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab”


“Analisis Afiks Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab”

I. Pendahuluan
            Afiks adalah morfem terikat yang dilekatkan pada morfem dasar. Pembahasan mengenai afiks dapat ditemukan dalam setiap buku linguistik umum dan morfologi. Namun demikian, pembahasan pada buku-buku tersebut masih bersifat kurang menyeluruh dan berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan oleh terbatasnya jenis afiks dari bahasa yang dianalisis atau belum adanya analisis yang lebih mendalam mengenai afiks.
Makalah Analisis Afiks Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab”

II. Tujuan
 Linguistik Komparatif atau Linguistik Kontrastif adalah memperbandingkan dua bahasa atau lebih dengan tujuan tertentu. Dalam makalah ini penulis mendeskripsikan jenis afiks secara komprehensif melalui analisis afiks dalam tiga bahasa yaitu: bahasa Indonesia, bahasa Inggris, serta bahasa Arab. Analisis kata berafiks ini nantinya diharapkan dapat menemukan perbedaan jumlah jenis afiks ketiga bahasa tersebut.

III. Kajian Teori
Analisis afiks dalam makalah ini akan dibatasi pada tiga bahasa, yaitu: bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Arab. Penulis memilih Bahasa Indonesia  karena jumlah afiksnya yang cukup banyak. Bahasa Inggris dipilih karena jumlah afiksnya yang dianggap hanya dua (prefiks dan sufiks) serta adanya kerancuan klasifikasi infiks. Sedangkan  bahasa Arab dipilih karena bahasa ini memiliki afiks yang unik yang disebut transfiks. Dalam hal ini, penulis berusaha mencari jenis afiks yang lain dan menjelaskan lebih lengkap mengenai fenomena infiks tersebut.
Dalam menganalisis jenis afiks dari ketiga bahasa ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Dalam hal ini, penulis mendeskripsikan jenis-jenis afiks yang ada dalam ketiga bahasa yang diteliti. Dalam mengumpulkan data, pertama-tama penulis mencatat jenis-jenis afiks dan definisinya dari buku linguistik umum dan morfologi. Selanjutnya penulis mencari contoh-contoh kata yang berafiks di setiap kamus besar dari ketiga bahasa ini. Penulis juga berusaha mencari kata yang nampaknya berafiks tetapi jenis afiksnya belum pernah diidentifikasi.
Dari tiga bahasa yang dianalisis di sini, penulis menemukan sembilan jenis afiks, yaitu: prefiks, infiks, sufiks, sirkumfiks (konfiks), trifiks, interfiks, simulfiks, superfiks, dan transfiks. Penjelasan dan contoh setiap afiks dari ketiga bahasa ini adalah sebagai berikut:
1.      Prefiks
Prefiks disebut juga awalan. Prefiks adalah afiks yang ditempatkan di bagian muka suatu kata dasar . Istilah ini berasal dari bahasa Latin praefixus yang berarti melekat (fixus, figere) sebelum sesuatu (prae). Ketiga bahasa yang dianalisis di sini semuanya memiliki prefiks.
Contoh:
Bahasa Arab: s-g-l  ‘sibuk’ +  a- à asyghal ‘menyibukkan.’
Bahasa Inggris: tangible ‘kasat mata’ + in- à intangible ‘tidak kasat mata’
Bahasa Indonesia: ajar + meng- à mengajar

2.      Sufiks
Sufiks atau akhiran adalah afiks yang digunakan di bagian belakang kata . Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti melekat (fixus, figere) di bawah  . Ketiga bahasa yang dianalisis di sini semuanya memiliki sufiks.
Contoh:
Bahasa Arab: b-sy-r  ‘manuasia’ +  -i à basyari ‘manusiawi’
Bahasa Inggris: amaze  ‘kagum’ + -ment à amazement ‘kekaguman’
Bahasa Indonesia: beli + -kan à belikan

3.      Infiks
Infiks atau sisipan adalah afiks yang diselipkan di tengah kata dasar . Dalam bahasa Latinnya adalah infixus yang berarti melekat (fixus, figere) di dalam (in). Bahasa Arab tidak memiliki infiks. Bahasa Indonesia memiliki beberapa infiks, salah satunya adalah infiks –em- dalam kata gemetar (dari kata getar). Dalam bahasa Inggris, beberapa ahli bahasa menyebutkan adanya infiks dalam situasi tertentu. Infiks hanya ada dalam bahasa Inggris kontemporer yang mungkin tidak digunakan dalam kondisi yang sopan, contoh: in-fuckin-stantiate. Menurut pendapat penulis, satu kata (yang mungkin memiliki lebih dari satu morfem tidak seharusnya dimasukkan dalam kategori afiks, karena afiks adalah morfem terikat). Oleh sebab itu menurut penulis, bahasa Inggris tidak memiliki infiks.

4.      Konfiks
Konfiks disebut juga ambifiks atau sirkumfix. Secara etimologis dari bahasa Latin, ketiga istilah ini memiliki kesamaan arti. Kon- berasal dari kata confero yang berarti secara bersamaan (bring together), ambi- berasal dari kata ambo yang berarti kedua-duanya (both), dan sirkum- berasal dari kata circumdo yang berarti ditaruh disekeliling (put around). Konfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk suatu kesatuan dan secara serentak diimbuhkan. Bahasa Arab dan bahasa Inggris memiliki kata yang dibentuk dengan prefiks dan sufiks.
Contoh:
Bahasa Arab: dh-r-b  ‘memukul’+ ma- dan -un à madharabun ‘tempat memukul’
Bahasa Inggris: accept  ‘menerima’ + un- dan -able à unacceptable ‘tidak berterima’
Akan tetapi, contoh tersebut hanya merupakan kombinasi afiks, bukan konfiks karena tidak secara serentak diimbuhkan. Dalam bahasa Arab, ada kata madharab dan dalam bahasa Inggris ada kata acceptable. Konfiks dapat ditemukan dalam bahasa Indonesia, contohnya kata kelaparan (dari kata lapar). Konfiks ke-…-an diimbuhkan secara serentak (tidak ada kata kelapar atau laparan). Kridalaksana  menyebutkan ada empat konfiks dalam bahasa Indonesia, yaitu: ke-…-an, peN-…-an, per-…-an, dan ber-…-an.

5.      Interfiks
Interfiks sebagai afiks yang muncul di antara dua elemen yang membentuk kata majemuk. Kata interfiks berasal dari bahasa Latin inter yang berarti berada di antara, dan fixus yang berarti melekat. Dengan demikian, dapat dibedakan dengan infiks yang berarti melekat di dalam. Contoh interfiks dapat dilihat dalam bahasa Arab. Interfiks -ul- muncul di antara kata birr dan walad, sehingga menjadi birr-ul-walad ‘bakti anak’. Penulis tidak menemukan interfiks dalam bahasa Indonesia. Untuk bahasa Inggris, penulis berpendapat bahwa bahasa Inggris dapat dianggap memiliki interfiks karena pengaruh bahasa Latin. Contohnya interfiks -o- dalam kata morphology. Morph dan logy memiliki lema tersendiri dalam kamus Webster’s New World. Gabungan kedua kata ini memerlukan interfiks -o- sehingga gabungannya bukan morphlogy melainkan morphology.. Istilah morfologi dalam bahasa Indonesia tidak dapat dianggap memiliki interfiks -o- karena hanya kata morf yang ada dalam lema KBBI, tidak ada lema logi.

6.      Simulfiks
Definisi simulfiks dapat dilihat dari asal katanya dalam bahasa Latin simulatus ‘bersamaan, membentuk’ dan fixus ‘melekat’. Menurut Kridalaksana, simulfiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan pada bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia, simulfiks dimanifestasikan dengan nasalisasi dari fonem pertama suatu bentuk dasar. Simulfiks masih dianggap hanya terdapat dalam bahasa Indonesia tidak baku, contoh: kopi à ngopi. Bahasa Arab dan bahasa Inggris tidak memiliki simulfiks.

7.      Superfiks
Superfiks atau suprafiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri suprasegmental atau afiks yang berhubungan dengan morfem suprasegmental.Ada juga yang menyamakan istilah superfiks dengan simulfiks. Dari asal kata bahasa Latin, supra berarti di atas (above) atau di luar (beyond), sedangkan simulatus berarti bersamaan. Dari contoh suprafiks dalam bahasa Inggris, ‘discount (n) à dis’count (v), dapat kita lihat bahwa suprafiks berada pada tataran suprasegmental sehingga istilah suprafiks lebih tepat dari pada simulfiks. Bahasa Arab dan bahasa Indonesia tidak memiliki suprafiks.

8.      Transfiks
Transfiks adalah afiks yang muncul dikeseluruhan dasar (throughout the base). Dalam bahasa Latin trans berarti disepanjang (across) atau di atas (over). Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris tidak memiliki transfiks. Afiks yang termasuk transfiks dapat ditemukan dalam bahasa Arab. Contohnya transfiks a-a-a:
      f-r-h     ‘senang’               + a-a-a à   farraha      ‘menyenangkan’
      m-d-d   ‘memanjangkan’ + a-a-a à   maddada   ‘memanjang-manjangkan’
            k-f-r     ‘mengkafiri’        + a-a-a à   kaffara      ‘menisbatkan kekafiran’

IV. Deskripsi dari Bahasa yang dibandingkan
Bahasa Indonesia termasuk dalam kelompok bahasa Austronesia (Melayu-Polinesia).
Bahasa Austronesia memiliki ciri-ciri, antara lain: kata jadian dibentuk dengan afiks, umumnya bersuku dua, tidak mengenal konjugasi, deklinasi dan fleksi, tidak mengenal gender, pertalian kata-kata dengan aneksi. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan resmi di negara Indonesia yang digunakan hampir 80 % penduduknya sebagai alat komunikasi.
Bahasa Inggris adalah bahasa yang hampir digunakan sebagai bahasa kedua negara-negara di dunia.
Bahasa Arab termasuk dalam kelompok bahasa Hamit-Semit yang biasa dipergunakan sebagai alat komunikasi di wilayah jazirah Arab.

V. Kesimpulan
            Dari pembahasan jenis afiks di atas, penulis menyimpulkan bahwa dalam bahasa Indonesia ada lima afiks, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, konfiks, dan simulfiks.
 Dalam bahasa Inggris, ada empat afiks, yaitu: prefiks, sufiks, interfiks, dan superfiks;  dan dalam bahasa Arab ada empat afiks, yaitu: prefiks, sufiks, interfiks dan transfiks.silahkan klik link bawah ini untuk mendownload
Contoh Makalah LK.doc
Previous
Next Post »