ARTIKEL EKOSISITEM KESEIMBANGAN LINGKUNGAN


ARTIKEL EKOSISITEM KESEIMBANGAN LINGKUNGAN


ARTIKEL EKOSISITEM KESEIMBANGAN LINGKUNGAN



1.1.Latar Belakang
Ekologi disebut juga ilmu lingkungan adalah merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang mempelajari jasad hidup maupun jasad yang tak hidup. Ilmu ini merupakan perpaduan antara berbagai cabang ilmu di antaranya adalah sosiologi, ilmu kesehatan, geografi, fisika, kimia, biologi dan sebagainya. Tekanan pembahasan ilmu lingkungan antara lain pada masalah energi, materi, ruang, waktu dan keanekaragaman. Pembahasan ilmu lingkungan melibatkan integrasi semua ilmu, yang pada dasarnya ditujukan pada upaya untuk mengkaji tentang jasad hidup dengan lingkungannya. Fokus kajiannya membahas kecermatan pemindahan energi dalam berbagai sistem dan dampaknya. Semua yang ada di muka bumi ini tidak peduli apakah makhluk hidup maupun tak hidup yang selalu berinteraksi. Interaksi tersebut akan berimplikasi pada proses yang melibatkan pemindahan energi.
            Istilah ekologi pada mulanya dicetuskan oleh pakar biologi jerman,yaitu Ernst Haeckel pada tahun 1866. Ekologi berasal berasal dari bahasa yunani, yaitu oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah, ekologi bisa diartikan sebagai ilmu rumah tanggaan. Pengertian ekologi kemudian berkembang menjadi ilmu yang mempelajari interaksi antarmakhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkunganya

1.2.Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Ekosistem dan ruang lingkupnya?
2.      Bagaimanakah hubungan  komponen ekosistem, rantai makanan, aliran energi keseimbangan ekosistem dan peran manusia dalam ekosistem.



1.3.Tujuan
1.      Memahami komponen yang menyusun ekosistem
2.      Mengetahui komponen biotik dan abiotik ekosistem
3.      Memahami interaksi antar komponen biotik antara komponen biotik dengan komponen abiotik
                                                                             BAB II
PEMBAHASAN


2.1.Mengidentifikasi Komponen Ekosistem
Organisme hidup dan tak hidup sulit dipisahkan satu sama lain; saling berinteraksi untuk mencapai keseimbangan hidup. Proses interaksi ini akan menghasilkan aliran energi dan makanan. Aliran energi dan makanan ini memungkinkan terjadinya siklus mineral yang terjalin dalam satu sistem yang dinamakan ekosistem yang juga lazim disebut tata lingkungan.
            Ekosistem disebut juga tata lingkungan. Ekosistem terdiri dari berbagai unsur yang membentuk tata lingkungan. Komponen ekosistem yang dikenal di alam ini adalah komponen biotik dan komponen abiotik.
1.      Komponen biotik 
Adalah ekosistem yang tergolong mahluk hidup.Komponen biotik pada ekosistem sawah misalnya, bisa mencankup mikroorganisme, padi, belalang, manusia, jamur, ganggang, lumut, dan tumbuhan paku. Komponen biotik dalam ekosistem tidak dipelajari secara individu, tetapi dalam satuan populasi dan komunitas
a.      Populasi
Populasi tidak terdiri dari satu makhluk hidup atau individu, tetapi atas sekumpulan makhluk hidup yang menempati suatu kawasan tertentu. Namun, sekumpulan makhluk hidup ini hanya disebut populasi jika memiliki jenis yang sama atau satu spesies jika mampu untuk bebiak silang dan menurunkan anakan yang fertil.
            Sebagai contoh populasi, perhatikanlah sebuah kolam ikan yang dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup, seperti ganggang, lumut, serangga air, lele, ikan mas, dan lainnya. Jika setiap jenis makhluk hidup ini jumlahnya lebih dari satu, maka pada kolam ikan akan terbentuk populasi ganggang, populasi lumut, populasi serangga air, dan seterusnya.


b.      Komunitas
Populasi-populasi makhluk hidup yang ada pada suatu tempat tidak berdiri sendiri begitu saja, tetapi saling berinteraksi. Pada sebuah kolam ikan misalnya, populasi ganggang akan berinteraksi dengan populasi ikan berukuran kecil. Interaksi antara ganggang dengan ikan kecil berlangsung melalui proses makan. Interaksi antarapopulasi pada suatu area ini membentuk Komunitas.Komunitas tidak harus meliputi kawasan yang luas dengan tumbuhan dan hewan yang beragam. Tempurung kelapa yang sudah berisi air hujan lebih dari seminggu dapat menjadi suatu komunitas yang tersusun atas bakteri, jamur, dan protozoa.
2.      Komponen abiotik
adalah komponen materi yang tergolong tak hidup.Termasuk komponen abiotik ini antara lain iklim, senyawa anorganik dan senyawa organik. Iklim dalam hal ini melibatkan suhu, kelembaban, cuaca, arah angin dan sebagainya. Komponen senyawa anorganik antara lain karbon (C), nitrogen (N), karbondioksida (CO2), air ( H2O) dan sebagainya, termasuk pula di sini daur/siklus mineralnya. Senyawa organik yang meliputi protein, lemak, hidrat carbon dan sebagainya yang dapat mengikat antara mata rantai komponen biotik dan abiotik.

2.2.Interaksi  Antar Komponen Biotik
Interaksi antarkomponen biotik merupakan interaksi yang terjadi antarpopulasi organism yang menyusun ekosistem. Beberapa tipe interaksi antarkomponen biotik, yaitu mutualismekomensalisme, alelopati, predasi, kompetisi, dan parasitisme.
1.      Mutualisme
Mutualisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi antarorganisme dari dua spesies yang berbeda yang saling menguntungkan. Contoh hubungan mutualisme adalah semut dengan aphid. Semut melindungi aphid  dari pemangsanya, sedangkan aphidmemberikan cairan sejenis madu kepada semut. Contoh lain bunga dengan lebah.
2.       Komensalisme
Komensalisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi antarorganisme dari dua spesies yang bebeda, yang mana hanya satu organisme saja yang memperoleh keuntungan sedangkan yang lainya tidak terpengaruh. Contoh hubungan antara ikan remora dengan ikan hiu; contoh lain tanaman anggrek yang tumbuh secara epifit pada batang pohon.
3.      Alelopati
Alelopati  adalah hubungan atau interaksi antaraorganisme, yang mana keberadaan satu organisme dapat menghambat pertumbuhan atau perkembangan organisme lainya melalui pelapisan toksin atau racun. Tanaman pinus misalnya, menyekresikan zat yang menyebabkan tanah disekitarnya menjadi terlalu asam untuk pertumbuhan tanaman jenis lanya.
4.      Predasi
Predasi adalah hubungan atau interaksi antarorganisme yang mana satu organisme memakan organisme lainya. Organisme yang memakan disebut Predator sedangkan yang dimakan  disebut Mangsa.
5.      Kompetisi
Adanya persaingan untuk mendapatkan sumber yang terbatas terjadinya hubungan atau interaksi dalam bentuk Kompetisi.
6.      Paraitisme
Paratisme adalah hubungan antarorganisme berbeda spesies, yang mana satu jenis organisme (parasit) hidup bersama atau menumpang dengan organisme lainya (inang)dan menimbulkan kerugian bagi organisme yang ditumpanginya. Contoh cacing pita hidup dengan cara mnempel pada alat pencernaan inangnya, kemudian menyerap makanan yang dicerna oleh inangnya.

2.3.Rantai  Makanan
Dalam ekosistem terjadi interaksi antara komponen biotik dan abiotik mulai dari tingkat individu sampai lingkup biosfer. Interaksi ini ditampilkan dalam pemanfaatan oksigen untuk bernafas, pemanfaatan cahaya matahari pada tumbuhan. Interaksi terjadi antara individu dengan lingkungan bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam hal interaksi, semua organisme memerlukan energi dalam bentuk energi kimia. Perpindahan energi yang berbentuk makanan diubah strukturnya ke dalam energi kimia melewati urutan makan dan dimakan yang disebut sebagai rantai makanan.
Seperti telah diungkapkan di bagian depan komponen biotik meliputi kelompok autotrofik dan heterotrofik. Telah dijelaskan pula bahwa kelompok autotrofik adalah kelompok yang tidak menggantungkan diri pada kehadiran makhluk lain dalam sintesa makanannya. Sebaliknya komponen heterotrofik,adalah kelompok makluk hidup yang menggantungkan diri pada makhluk hidup yang lain dalam sintesa makanannya.
Komponen heterotrofik ini dibedakan menjadi dua yakni kelompokmakrokonsumen dan mikrokonsumen. Kelompok makrokonsumen merupakan kelompok yang menggantungkan diri pada kehadiran makhluk lain dalam sintesa makanannya. Kelompok makrokonsumen dibedakan lagi menjadi tiga tingkatan, yakni konsumen tingkat I, tingkat II dan tingkat III. Wiegert dan Owens (1970) membagi komponen hetrerotrofik ke dalam komponen biofagus dan saprofagus. Biofagusadalah mahkluk yang mengkonsumsi makhluk hidup lain dan saprofagus makhluk hidup yang memanfaatkan jasad mati atau zat organik mati.
Rantai makanan dimulai dari produsen, yang pada umumnya berupa tumbuhan hijau, misalnya tanaman jagung. Batang dan daun tanaman jagung akan dimakan oleh konsumen I yakni kelompok herbivora yang juga disebut sebagai konsumen primer. Konsumen kedua disebut juga konsumen sekunder akan memakan konsumen primer. Konsumen sekunder ini dikelompokkan ke dalam karnivora, yakni pemakan hewan. Konsumen tersier atau konsumen tingkat tiga pemakan konsumen primer dan sekunder serta produsen. Konsumen tersier ini disebut kelompok omnivora ataupemakan segala.
Lewat jalur yang lain rantai makanan juga dapat dimulai dari produsen, misalnya tanaman jagung tersebut. Kemudian tahap berikutnya tanaman jagung dan buahnya dimakan ulat, dan ulat ini dimakan burung seterusnya burung dimakan oleh ular dan seterusnya. Dalam hal demikian ini tanaman jagung sebagai produsen dan ulat, burung dan ular sebagai konsumen. Ulat ebagai konsumen tingkat I atau konsumen primer, burung sebagai konsumen tingkat II atau konsumen sekunder dan ular sebagai konsumen tingkat III atau konsumen tersier.
Dalam ekosistem rantai makanan tidaklah tunggal, tetapi dapat berupa banyak rantai makanan yang seringkali disebut jaring makanan.


Pada setiap transfer sebagian besar energi yakni hampir 80% dari energy potensial dibebaskan dalam bentuk energi panas. Energi panas tersebut akan hilang ke lingkungan sekitar. Oleh karena itu mata rantai transfer tersebut menjadi sangat terbatas. Semakin pendek rantai makanan, atau semakin dekat dengan produsen tentu akan semakin banyak pula energi yang tersedia. Secara fisis terdapat dua rantai makanan yang dapat dibedakan dalam kehidupan ini yakni rantai yang langsung dan rantai tidak langsung. Rantai makanan yang langsung Misalnya dapat dimulai dari tanaman hijau (rumput) sebagai produsen ke herbivora diteruskan ke karnivora, omnivora. Rantai makanan yang tak langsung adalah rantai pengurai yakni dari zat organik mati menuju ke mikroorganisme dan selanjutnya mikro organisme inilah sebagai predatornya. Ke dua rantai makanan tersebut, yakni rantai makanan langsung dan rantai makanan tak langsung tidaklah berdiri sendiri melainkan selalu berkaitan dengan rantai makanan yang lain. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa lewat rantai makanan akan membentuk pola saling ketergantungan satu sama lain. Jaringan rantai makanan tersebut pada umumnya bersifat kompleks yang disebut sebagai jaringan makanan.
Salah satu perwujudan dari hukum termodinamika I dan upaya untuk melawan hukum termodinamika II yakni terjadinya rantai makanan. Dalam rantai makanan ini terjadi transfer energi. Transfer dari sumber daya yang berupa makanan dari tanaman seterusnya menuju suatu seri organisme yang memakan hijauan daun yang berasal dari tanaman. Seterusnya dari binatang pemakan tanaman tersebut akan dijadikan makanan bagi binatang yang memakan daging, termasuk pula dinikmati oleh manusia. Sisa-sisa makanan akan diproses dalam bumi kita oleh organisme pengurai (pembusuk) sehingga terjadilah siklus kehidupan yang langgeng. Gambar berikut ini memperlihatkan peredaran makanan.


2.4.Aliran Energi
Dalam rantai makanan, di sisnilah terdapat aliran energi dalam suatu ekosistem. Seperti telah diketahui bersama, bahwa sumber energi utama adalah cahaya matahari. Cahaya matahari masuk ke dalam ekosistem melalui produsen, dalam hal ini tumbuhan, di mana tumbuhan membutuhkan cahaya matahari dalam proses fotosintesa. Dari proses fotosintesa, dihasilkan energi kimia sebagai bentuk perubahan dari energi cahaya matahari. Selanjutnya energi kimia tersebut mengalir di dalam ekosistem melalui berbagai tingkatan konsumen dalam rantai makanan, yakni konsumen primer, sekunder dan tersier. Energi kimia dalam masing-masing tingkatan konsumen digunakan untuk berbagai kegiatan makhluk hidup seperti bergerak, tumbuh, berkembangbiak dan sebagainya. Jadi di dalam ekosistem, selain terjadi saling memakan, terjadi pula aliran energi seperti telah dijelaskan di atas.

ARTIKEL EKOSISITEM KESEIMBANGAN LINGKUNGAN

Demikianlah komponen komponen ekosistem terikat satu sama lain yakni kehidupan yang satu membutuhkan kehidupan lain. Harmonisasi kehidupan semacam ini apabila salah satu komponen terganggu maka komponen lain juga akan mengalami kerusakan. Apabila ekosistem dapat lestari, penghuninya pun juga akan lestari kehidupan menjadiharmonis. Gambar di samping adalah adanya kerjasama antara manusia dengan hewan peliharaannya yang serasi, keduanya saling membutuhkan.

2.5.Pengaruh Perkembangbiakkan Terhadap Ekosistem
Kemampuan berkembang biak suatu organisme banyak ditentukan oleh lingkungan hidupnya. Lingkungan akan menyediakan berbagai hal untuk kehidupan baik berupa makanan, tempat hidup, pengaruh iklim, cuaca, kelembaban dan radiasi matahari. Dengan demikian pertambahan jumlah individu dalam populasi bergantung pada pengadaan sumber daya alam dengan jumlah tertentu. Keadaan ini memberikan gambaran kepada kita bahwa dalam lingkungan yang teraturpun, populasi jumlah manusia, hewan dan tumbuhan cenderung masih dapat naik dan turun.
Naik turunnya jumlah populasi bergantung pada pengadaan sumber daya alam. Dengan sendirinya lewat persaingan akan dapat dikaji lebih jauh tentang bagaimana upaya untuk mengintensifkan perjuangan hidup. Jika sumber daya alam persediaanya di lingkungan tersebut kurang, muncullah ketegangan, namun jika persediaan sumber daya alam cukup bagi makhluk, maka akan menghasilkan kehidupan yang tenang, kehidupan tak bergejolak dan terjadinya interaksi dalam ekosistem, baik interaksi antar populasi dan dalam populasi sendiri menjadi harmonis sehingga dalam ekosistem dapat muncul kesimbangan dan ketenangan.
Keseimbangan dan ketenangan mengakibatkan perkembang biakan menjadi lebih baik, seterusnya dalam populasi tertentu akan berakibat bertambahnya jumlah anggota populasi tersebut. Kepadatan populasi ini dapat meningkat melebihi daya dukung sumber daya alam yang secara tak langsung juga mengakibatkan pengurangan individu dalam populasi tersebut lewat persaingan. Sebaliknya bila perkembang biakan tak baik jumlah anggota populasi pertambahannya menjadi lambat, mengakibatkan kepadatan populasi agak kurang kehidupan menjadi tenang.
Ketidakmantapan ekosistem ini disebabkan jumlah manusia di bumi cenderung meningkat populasinya, sedangkan spesies tumbuhan yang diproduksi hanya sejenis. Misalnya : manusia di indonesia hanya cenderung menanam padi, gandum, jagung dan palawija. Hal ini mengakibatkan hewan yang dapat diternak hanyalah sapi, domba, kerbau, dan sebangsanya. Dengan demikian populasi makhluk hidup lainnya tidak disediakan konsumsi bahan makanannya. Tentu bagi makhluk yang tak disediakan sumber makanan keadaannya menjadi tertekan dan diprediksi tak dapat bertahan lama hidup di muka bumi. Penurunan keanekaragaman hayati dalam ekosistem pada
umumnya disebabkan oleh pengaruh empat hal yakni :
a.       terjadinya penyederhanaan keanekaragaman makhluk hidup di muka bumi. Hal ini akan dapat berakibat banyaknya hama penyakit yang berpengaruh negatif. Pengaruh tersebut adalah rentannya kehidupan makhluk di muka bumi.
b.      mono kultur terhadap kemantapan ekonomi. Tanaman dan hewan yang kurang beragam yang dipelihara oleh manusia berakibat terbatasnya akses ekonomi manusia.
c.       penyederhananan makhluk hidup terhadap habitat dapat menyebabkan lingkungan tak subur atau seringkali terabaikan pengelolaannya. Tanah yang tandus semakin rusak dan tak mendapatkan perhatian.
d.      kurangnya keanekaragaman ekonomi terhadap stagnasi ekonomi di kota. Peredaran sumber daya makanan, sumber daya alam dan manusia menjadi terbatas dan hanya mengumpul di kota. Kejadian ini mengakibatkan akses hidup masyarakat khususnya kehidupan ekosistem dan masyarakat di pelosok desa ada kecenderungan terabaikan.
Oleh sebab itu diperlukan upaya agar terdapat keseimbangan ekosistem. Tujuannya adalah agar tak terjadi penurunan nilai dari ekosistem manusia itu sendiri. Disadari bahwa dalam kehidupan selalu terdapat ketergantungan antara satu terhadap yang lain, atau yang satu menunjang
yang lain.

2.6.Peran Manusia Dalam Menjaga Keseimbangan Lingkungan
Satu hal yang tak dapat dilepaskan dari ekosistem adalah jumlah populasi manusia yang kian meningkat dari waktu ke waktu akan dapat berakibat menurunkan nilai ekosistem kita. Pemanfaatan berbagai sumber daya alam secara tak terkendali dapat membawa ekosistem secara keseluruhan menjadi tidak seimbang. Oleh sebab itu pengendalian jumlah populasi manusia perlu diatur sedemikian rupa agar tak melampaui kemampuan alam untuk mendukungnya. Di sini keanekaragaman hayati perlu menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam memperbaiki kehidupan di muka bumi.
Hukum alam menyebutkan bahwa siapa yang kuat, dialah yang akan menang. Dari segi jumlah individu dan spesies, maka spesies yang memiliki lebih banyak keturunan lebih kuat dari pada spesies yang sedikit keturunannya. Spesies yang memiliki keturunan ’jarang’ akan memiliki peluang yang kecil untuk dapat mengalahkan saingannya. Persaingan antar spesies akan muncul manakala kedua populasi atau makhluk itu memperebutkan kebutuhan yang sama. Kebutuhan yang dimaksudkan di sini antara lain berupa kebutuhan makanan, tempat hidup, perlindungan akan keselamatan diri dan kelompoknya atau pengaruh iklim/cuaca, pengaruh radiasi matahari dan sebagainya.
Komponen ekosistem yang berupa energi ini amat penting dalam memelihara kelangsungan hidup komponen yang ada dalam ekosistem tersebut. Dalam kajian ekosistem, komponen ekosistem alam berlaku hukum alam juga. Hukum-hukum yang berkaitan dengan energi bagi makhluk hidup di antaranya adalah hukum termodinamika pertama, hukum termodinamika kedua.
Hukum termodinamika pertama menyatakan bahwa energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain, energi bersifat lestari, tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Cahaya matahari, misalnya dapat diubah ke dalam bentuk energi lain yang bergantung pada proses-proses yang terjadi. Misalnya energi matahari diubah menjadi energi panas, energi matahari diubah menjadi energi kimia yang menghasilkan energi potensial dalam makanan dan energi matahari diubah menjadi energi listrik bagi penerangan yang dapat digunakan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Hukum termodinamika kedua menyatakan bahwa setiap sistem akan selalu cenderung berubah dari keadaan yang teratur menjadi keadaan yang tak teratur. Hal ini berarti setiap energi yang memasuki jasad hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau energi yang dapat dilepaskan. Dalam keadaan demikian ini maka kehidupan makhluk dapat dianggap sebagai pengubah energi. Oleh karena makhluk hidup tersebut beraneka ragam, maka akan dijumpai beragam strategi untuk mentransformasikan energi sebagai perwujudan dari hukum termodinamika I.
Dalam sejarah kehidupan, manusia sebagai makhluk yang pertama kali bersedia menerima amanah dari Tuhan untuk mengelola alam semestaini. Manusia selalu berusaha untuk dapat menguasai alam semesta. Di sinimanusia adalah makhluk yang paling berhak mengatur, menata, dan memanfaatkan lingkungan sesuai dengan kebutuhannya, sedang makhluk lainnya seringkali tidak diberi kesempatan mengatur alam semesta ini. Berkat kemampuan dalam hal berpikir, bernalar manusia dapat mengatur, memanfatkan sumber daya alam hayati maupun non hayati untuk kebutuhan hidup dan kehidupannya. Cara memanfaatkan sumber daya alam ini dilakukan lewat berbagai cara yang kesemuanya itu ditujukan untuk kemakmuran hidup, kesejahteraan dan kelangsungan hidup manusia beserta anak turunnya. Manusia dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam lewat kemampuan intelektualnya, di samping ada kemanfaatannya bagi makhluk hidup tetapi juga ada sisi negatif yang muncul. Efek yang selalu mengiringinya adalah rusaknya sumber daya alam dan bahkan seringkali juga memusnahkan sumber daya alam flora maupun fauna serta manusia itu sendiri.
Dalam penciptaan makhluk, Tuhan Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluklainnya. Manusia dilengkapi dengan akal pikiran dan hati untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya, sedangkan makhluk lainnya tidak dilengkapi akal pikiran. Manusia mampu memikirkan masa depan anak keturunannya, oleh sebab itu manusia dapat membuat perencanaan yang lebih baik untuk mempertahankan kehadirannya di muka bumi ini.

3.1. Kesimpulan
1.      Ekosistem merupakan hubungan saling ketergantungan atau timbale balik antar mahluk dengan lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ilmu yang mempelajari disebut ekologi.
2.      Berdasarkan sifatnya dalam ekosistem, organism dalam suatu ekositem terbagi dua. Yaitu Organisme autotof dan heterotrof.
3.      Ekosistem terdiri atas komponen abiotik dan komponen biotik
4.      Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar makhluk hidup yang berupa benda-benda mati, contoh udara, air, tanah, dan cahaya matahari.
5.      Komponen biotik adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar mahkluk hidup. Komponen biotik dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.
6.      Dalam ekosistem, terjadi saling ketergantungan antara komponen biotik dengan komponen abiotik maupun antarkomponen biotik.
7.      Jumlah individu di dalam ekosistem tidak tetap, tetapi akan selalu mengalami perubahan. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah emigrasi(individu yang pergi atau pindah ketempat lain)imigrasi (individu yang datang dari daerah lain)mortalitas (Jumlah Individu mati), dan natalitas (jumlah individu lahir)
8.      Di dalam suatu ekosistem, antara komponen biotik terjadi hubungan saling ketergantungan yang ditandai oleh peristiwa makan dan dimakan membentuk rantai makanan dan jarring-jaring makanan.
9.      Jumlah makhluk hidup dalam setiap tngkat trofik dalam rantai makanan harus terjaga. Bila ada makhluk yang punah, akan menyebabkan ketidak seimbangan ekositem
10.  Untuk mencegah kerusakan lingkungan serta menjaga lingkungan tetap seimbang,  manusia perlu melakukan pengelolaan lingkungan yang didasarkan prisnsip ekologi, yaitu dengan menjaga komponen-komponen di dalamnya tetap seimbang.
11.  Usaha perlindungan komponen abiotik ialah dengan melakukan perlindungan tanah, air, dan udara.
12.  Beberapa usaha perlindungan tanah ialah rotasi tanaman, pemupukan yang seimbang, serta pencegahan erosi dan banjir, yaitu dengan melakukan reboisasi di lahan-lahan kritis, melakukan tebang pilih, dan membuat sumur serapan di perkotaan.

3.2. Saran
Setelah mengetahui ekosistem alangkah baiknya kita mengetahui lebih lanjut tentang pendalaman ekosistem itu sendiri.
Dalam belajar tentang ekosistem jagan lewatkan yaitu mengenai prinsip-prinsip ekologi, komponen ekosistem, keseimbangan ekosistem guna lebih menyempurnakan kita mengetahui ekosistem.


Previous
Next Post »