CONTOH MAKALAH PERILAKU ORGANISASI
Dalam menghadapi era globalisasi ini, organisasi perlu meningkatkan
kinerjanya agar mampu bersaing dalam banyak konteks, yang bermakna bahwa
kapasitas untuk ' berubah 'dari sebuah organisasi penting sekali. Organisasi
yang harus berubah adalah organisasi yang menggabungkan pembelajaran dalam
tempat kerjanya. Upayanya berupa
kualitas adaptasi dan aspek fundamental dimana
individu harus melihat kedalam perubahan suatu paradigma. Dalam kontek
ini individu haruslah merubah sikap atau dengan kata lain menyesuaikan
perkembangan jaman karena individu dianggap sebagai penentu maju mundurnya
suatu organisasi.
Dikarenakan individu adalah segalanya bagi perkembangan organisasi,
mungkin bisa dikata bahwa organisasi tanpa individu adalah suatu kebohongan
belaka atau tak mungkin. Dari hal ini maka kita lihat mengenai sebagian sifat
dan pemikiran individu yang harus dimiliki demi terwujudnya suatu organisasi
yang baik. Walaupun tanpa meniadakan komponen - komponen lain seperti
teknologi.
PEMBAHASAN
v
Dasar-Dasar Perilaku Individual
Ø
Karakteristik Biografis
§
Usia
Usia akan sedikit banyak mempengaruhi produktivitas, dimana ada keyakinan
bahwa semakin tua seseorang produktivitasnya akan merosot, missal dalam hal
kecepatan, kekuatan, kecekatan dan koordinasi. Namun kesimpulan yan wajar
menyebutkan jika ada kemerosotan karena usia sering diimbangi dengan
pengalaman.
§
Jenis kelamin
Tidak ada perbedaan yang konsisten pria-wanita dalam memecahkan masalah,
keterampilan analisis, motivasi, dan kemampuan belajar, dan ada study yang
menyatakan bahwa wanita lebih bersedia memenuhi wewenang, dan pria lebih
agresif dan besar kemungkinan dari wanita dalam memiliki pengharapan. Namun
dalam hal produktivitas tidak begitu berbeda.
§
Status perkawinan
Status perkawinan memaksakan peningkatan tanggung jawab membuat pekerjaan
lebih penting, dan sangat mungkin kepuasan dan ketekunan ada pada karyawan yang
menikah dari pada yang bujangan.
§
Masa kerja
Masa kerja merupakan variable yang penting dalam keluar masuknya
karyawan.
Ø
Kemampuan
Yaitu merupakan suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas
dalam suatu pekerjaan diantaranya kemampuan fisik yang merupakan kemampuan
dalam melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan
keterampilan. Serta kemampuan dalam hal intelektual yaitu suatu kemampuan dalam
hal mental.
Kemampuan juga mempengaruhi langsung terhadap tingkat kinerja dan
kepuasan. Pertama, suatu analisis
pekerjaan akan memberikan informasi mengenai pekerjaan-pekerjaan yang dewasa
ini sedang dilakukan dan kemampuan yang diperlukan individu untuk melakukan
pekerjaan dengan memadai. Kedua
keputusan promosi dan transfer yang mempengaruhi individu yang sudah
dipekerjakan dalam organisasi hendaknya mencerminan kemampuan para calon. Dan
alternatif yang paling baik adalah dengan memberikan pelatihan pada karyawan.
Ø
Kepribadian
Merupakan sifat dari seorang individu dalam bereaksi dan berinteraksi
dengan orang lain.
Ø
Pembelajaran
Pembelajaran dalam hal ini berkaitan dengan pengalaman agar suatu
pekerjaan atau suatu hal itu bisa lebih baik dari sebelumnya.
v
Individu dalam Organisasi
Ø
Pemikiran Sistem (Systems Thinking)
'Systems thinking' dapat membantu individu memahami kompleksitas
organisasi yang timbul dari sebuah proses, peralatan, pelanggan, lingkungan
kerja dan sebagainya. la memberi gambaran menyeluruh (the big picture) mengenai
organisasi sebagai satu entiti kompleks yang mengandung berbagai bagian dan
bagaimana bagian-bagian ini bergabung menjadi satu dan seterusnya bagaimana
pula gabungan ini menjadi satu bagian dari satu sistem yang lebih besar. Berbeda
dengan pendekatan 'reductionist' yang
mengasingkan bagian-bagian itu yang dikaji dan dianalisis, pemikiran sistem tertuju
pada interaksi antara bagian-bagian dalam sistem yang mempunyai bentuk
perilaku. Ini bermakna bahwa dalam pendekatan ini, analisis akan mengembang
untuk mengambil bilangan interaksi besar dan yang semakin membesar. Penemuan
yang diperoleh terkadang akan sangat berbeda terutama dalam sistem yang
kompleks dan dinamik, berbeda dengan analisis secara konvensional. Banyak
masalah yang dihadapi sekarang adalah berbentuk kompleks, melibatkan banyak
pihak.. Mengurus masalah-masalah ini tidak mudah serta memerlukan analisis 'the big picture'. Dan pemikiran sistem
dapat membantu dalam hal ini.
Ø
Komunikasi Interpersonal
Organisasi adalah sebuah sistem sosial dan kompleksitasnya jelas terlihat
melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses
komunikasi yang begitu dinamik menimbulkan berbagai masalah yang menghambat
tercapainya sebuah organisasi, terutama dengan timbulnya salah faham dan
konflik.. Individu dalam organisasi harus faham bahwa interaksi antara individu
adalah satu proses yang tidak dapat dielakkan. Kalaupun pesan diberikan secara langsung, hal demikian juga
adalah satu bentuk pesan yang boleh diinterpretasikan. Komunikasi antara
individu tidak boleh ditarik balik. Kalaupun usaha pembetulan diambil kemudian,
kesannya akan terus terkenang dalam fikiran.
Komunikasi interpersonal bukan perkara mudah. Menurut para ahli ada
delapan cara mendengarkan yang efektif jika ingin memperbaiki keterampilan
mendengarkan :
§
Lakukan kontak mata
§
Peragakan anggukan kepala tanda setuju dan raut
muka yang sesuai
§
Hindari tindakan atau gerak tubuh yang
mengalihkan perhatian
§
Kemukakan pertanyaan
§
Lakukan paraphrase atau menyatakan ulang apa
yang telah dikatakan oleh si pembicara.
§
Hindari menyela pembicaraan
§
Jangan bicara berlebihan
§
Buatlah peralihan yang mulus antara peran
pembicara dan pendengar.
Komunikasi interpersonal juga berlaku secara kontekstual bergantung
kepada keadaan, budaya, dan juga konteks psikologikal. Cara dan bentuk
interaksi antara individu akan tercorak mengikut keadaan-keadaan itu.
Ø
Kepribadian
Walaupun bentuk asas organisasi kekal, budaya organisasi dari segi
falsafah dan cara berkerja telah melalui banyak perubahan. Pergerakan ke arah
organisasi pembelajaran, penekanan kepada inovasi, penjelmaan teknologi serta
proses integrasi berbagai bidang dan kebudayaan menuntut supaya individu dalam
organisasi turut berubah dari segi sikap dan pemikirannya. Prinsip-prinsip yang
diketengahkan oleh Stephen Covey (7 Habits of
Highly Effective people) dapat dijadikan panduan. Walaupun
prinsip-prinsip ini tidak boleh dianggap sesuatu yang baru semasa awal diterbitkan,
namun kerangka pemikirannya bisa dicontoh dan disesuaikan.
Prinsip-prinsip yang dimaksud diantaranya ialah :
§
Proaktif
§
Fikirkan menang-menang
§
Cuba
memahami dahulu, kemudian coba untuk difahami
§
Synergi atau bekerja sama
§
Tajamkan gergaji
Sebagian dari prinsip-prinsip ini sudah jelas dan apa sebenarnya yang
perlu dilakukan ialah pengamalan saja.
Cuma dua prinsip yang akan ditekankan di sini yaitu bersinergi dan
tajamkan gergaji. Pertama, Sinergi dalam pengertian Covey ialah satu keadaan di mana keseluruhan lebih besar dari pada
hasil tambahan lainnya. Covey menganggap
sinergi sebagai kemampuan dalam mewujudkan hasil yang menakjubkan seperti hal-hal
baru atau alternatif baru yang dahulunya tidak ada.
Dalam organisasi kesesuaian boleh berlaku antara individu dengan individu
dan antara individu dengan kelompok dan sebagainya. Dalam konteks individu, kesesuaian
boleh mencetus semua idea yang dapat menjurus kepada kelahiran idea,
pendekatan, mekanisme, produk, proses dan peralatan baru. Kalaupun disesuaikan
dengan pemikiran sistem seperti sudah pasti synergi berkemampuan
mensejahterakan organisasi.
Kedua 'tajamkan gergaji'. Covey menyebutkan
pencapaian keharmonisan dan kerseimbangan dalam empat dimensi berikut :
§
Fizikal
§
Mental
§
Rohani
§
Sosio-emosi
Bagi mental dilakukan aktivitas-aktivitas seperti membaca, perancangan, menulis
dan visualisasi. Dimensi sosio-emosi pula menekankan kepada aspek-aspek
kerjasama secara kreatif, kepimpinan dan komunikasi. Dimensi fizikal menentukan
tahap kesehatan yang memungkinkan pelaksanaan dimensi-dimensi lain termasuk
dimensi rohani. Menurut Covey, dimensi rohani kurang difikirkan walaupun banyak
perilaku seseorang itu di pacu oleh nilai-nilai yang awal mulanya dari rohani.
Cara dan bagaimana perkembangan dimensi dilaksanakan haruslah ditentukan oleh sistem-sistem kepercayaan yang
dianut oleh individu.
Ø
Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif adalah satu kaedah yang bertujuan meningkatkan kemampuan
pemikiran kritikal. Nilai utamanya terletak pada pembinaan pengetahuan dan idea
melalui dialog satu sama lain, diskusi dan lain-lain. Ciri-ciri utamanya adalah
interaksi aktif yang mengandung pertukaran idea yang menjurus kepada
pembelajaran individu (melalui proses musyawarah), pembelajaran dari orang lain
dan pembelajaran secara kelompok. Dalam konteks organisasi pembelajaran, pendekatan
ini menghasilkan peningkatan kemahiran secara berkelanjutan. Hal-hal yang perlu
dilalui oleh kumpulan individu untuk mendapatkan
pembelajaran kolaboratif adalah :
§
Membangun kesamaan
§
Menumpu kepada minat dan yang berhubungan dengan
isu-isu.
§
Mengenal pasti situasi pelaksanaan
§
Membahas langkah pelaksanaan
Berbeda dengan pembelajaran lain, pendekatan kolaboratif lebih bersifat
terbuka yang menghargai kepintaran dan sumbangan fikiran kelompok. Terdapat pengkondisian
dan penerimaan tanggungjawab di kalangan ahli. Pembelajaran kolaboratif bukanlah
satu struktur, namun merupakan satu falsafah pembelajaran yang bisa
diapplikasikan dalam berbagai situasi interaksi yang bertujuan mencapai synergi
melalui pengkondisian dan sumbangan idea individu dalam kelompok
Ø
Sinergi
Walaupun konsep synergi telah
dijelaskan diatas namun, penggunaan konsep synergi
di sini digunakan secara lebih luas. Sinergi berasal dari kata Greek 'synergia'
atau 'synergos' yang berarti bekerja sama.
Peter Corning ( Synergy and Self-Organization In The Evolution Of Complex
Systems – www.complexsystems.org ) yang telah turut memperjelas fenomena,
ini yang rata-rata berlaku dalam alam binatang, tumbuhan dan manusia. Pendek
kata, fenomena ini berlaku secara meluas dalam berbagai bidang sains seperti
kimia, fizika, biologi, dan sebagainya.
Menurut Corning, sinergi adalah
kesan yang tidak dapat dicapai oleh individu Corning
berbanding dengan Covey. Corning juga menyebut tentang sinergi
positif dan negatif. Ini bermakna sinergi juga mampu melipatgandakan
kesan-kesan buruk dalam keadaan tertentu.
Dalam hal ini Corning
menyebutkan dua prinsip :
§
Fenomena ‘threshold'(threshold phenomenon) dan
§
Perkongsian kos dan resiko.
Fenomena 'threshold' adalah sinergi atau kesan yang berlaku apabila
gabungan bagian-bagian mencapai satu tahap atau peringkat di mana satu kesan
keseluruhan baru dapat terwujud. Di peringkat global peralihan dari era
perindustrian sampai era informasi adalah satu contoh yang jelas. Penentuan
tempat dan resiko juga adalah satu bentuk kerjasama sinergistik yang dapat
dilihat dalam dunia hewan dan juga manusia. Dalam dunia hewan fenomena ini terlihat
dalam aktivitas memburu secara kelompok dan migrasi secara kelompok.
Kecenderungan ini dapat dilihat juga dalam masyarakat kita melalui gabungan
seperti koperasi. Bentuk-bentuk sinergi yang terdapat dalam alam ciptaan dapat
kita manfaatkan sebagai individu dan kumpulan individu supaya menghasilkan
kesan yang berganda. Jika kita fahami bentuk-bentuknya sinergi bisa dibilang sebagai
satu pencetus atau penggerak dalam organisasi.
Ø
Perubahan Paradigma
Perkataan perubahan paradigma dipopularkan oleh Thomas Kuhn dalam tahun 1963 (
The Structure of Scientific Revolution – www. Taketheleap.com). Menurut Kuhn, kemajuan ilmiah bukanlah satu
proses evolusi, tapi satu ciri yang dibentuk oleh revolusi intelektual. Dalam
revolusi ini berlaku satu penggantian dalam tassawur atau konsep 'world view'. Definisi di sini lebih berdasar
kepada paradigma sebagai model, pola atau cara kita melihat dan menilai satu
realiti atau keadaan - satu set peraturan atau kerangka yang kita pegang.
Apabila berlaku perubahan dalam paradigma, maka ini disebut sebagai satu perubahan
paradigma. Dalam banyak aspek, kehidupan manusia telah banyak berubah.
Perubahan ini telah di pacu oleh berbagai faktor seperti teknologi dan juga
kemajuan di bidang sains. Perubahan- perubahan ini akan mencetuskan perubahan-
perubahan lain seperti cara kita berkerja dan seterusnya menuntut penilaian
kepada aspek-aspek kerja yang lain dan yang berkaitan. Pemikiran kita juga
harus berubah agar membolehkan kita terus berfungsi seiring dengan tuntutan-
tuntutan baru ini.
Di peringkat organisasi contohnya telah timbul keperluan organisasi
menjadi sebuah organisasi pembelajaran yang beranggotakan individu
berpengetahuan. Individu dalam organisasi perlu mengubah paradigma lama
mengenai peranan mereka dalam konteks peranan baru ini yang memerlukan
pembudayaan pengetahuan. Pemesatan dan perubahan di bidang atau peringkat lain
yang sekaligus mempengaruhi organisasi dan individu seperti ilmu ekonomi,
perdagangan elektronik dan sebagainya akan menuntut penilaian semula kepada
bentuk dan cara kita berfikir, dan bekerja.
Perubahan-perubahan lain dalam falsafah organisasi seperti keutamaan
kepada pelanggan, kualitas, akuntability, budaya kerja dan lain-lain Dimana individu
harus melihat kembali cara dan struktur pemikiran yang memperbolehkan
pemindahan dan penyesuaian. Perubahan paradigma dalam konteks semua ini
bermakna mengubah kerangka pemikiran kepada realiti-realiti yang dibawa oleh
perubahan-perubahan ini serta bertindak mengikuti paradigma baru. Lebih baik
lagi kalau individu dapat, melalui teknik-teknik tertentu seperti 'scenario building', 'extrapolation', analisis tren dan sebagainya.
Ø
Kesimpulan
Individu dan kelompok individu yang mewujudkan entiti sosial dalam
organisasi adalah aset terpenting dalam membentuk, mencorak, membudaya,
mengurus, menentukan haluan dan juga kegagalan atau kejayaan sesebuah
organisasi. Dalam memainkan dan menghidupkan peranan dan tanggungjawabnya,
seorang individu perlu tahu tempatnya dalam sistem terdekatnya dan juga
interaksi sistem itu dengan sistem-sistem lain serta meningkatkan upaya ke arah
pencapaian sinergi positif dalam organisasi. Pembinaan kemahiran baru dan
budaya baru perlu ditanamkan dalam diri melalui kesadaran tentang perubahan di
sekeliling yang menuntut kepada perubahan dalam cara kita berfikir dan
bertindak.