Keterampilan Komunikasi Dasar untuk Mahasiswa

Keterampilan Komunikasi Dasar
untuk Mahasiswa
Ada sejumlah keterampilan komunikasi yang diperlukan oleh mahasiswa untuk akses ke dalam lembaga atau instansi yang potensial selaku lokasi atau tempat magang. Secara garis besar, keterampilan komunikasi dimaksud, dilihat dari medianya, dapat dikategorikan dalam: (1) komunikasi telepon, (2) komunikasi tulis, dan (3) komunikasi lisan.
Sejumlah penelitian berkali-kali membuktikan bahwa kesuksesan seseorang dalam kerja yaitu memasuki atau akses ke dunia kerja, bekerjasama, dan mengelola usaha, ditentukan sekitar 85 % oleh keterampilan komunikasi, dan hanya sekitar 15 % oleh faktor-faktor lain. Oleh karena itu, jika seseorang mahasiswa ingin berhasil akses dan diterima magang dalam suatu instansi atau lembaga maka ia perlu memperhatikan teknik-teknik berkomunikasi dalam 3 jenis kategori tersebut.
Keterampilan Komunikasi Dasar untuk Mahasiswa


1. Komunikasi Telepon
   
Dalam era modern sekarang ini, sebagian besar upaya komunikasi pertama yang dilakukan orang adalah via telepon, misalnya dalam memperkenalkan diri, menyampaikan maksud umum, memohon izin bertemu, dan membuat janji bertemu. Pada beberapa jenis hubungan formal, komunikasi telepon juga digunakan untuk pemberian informasi mengenai surat yang telah dikirim. Orang umumnya menghindari menggunakan telepon untuk mendapatkan informasi tentang suatu lembaga jika dirinya belum dikenal oleh personel suatu lembaga.
Beberapa hal yang perlu diingatkan kepada mahasiswa pemrogram matakuliah Magang yang menggunakan telepon sebagai media komunikasi awal adalah:
  1. Penelepon (mahasiswa) yakin benar dengan siapa atau bagian apa dari suatu lembaga sebagai sasaran teman bicara.
  2. Segera setelah telepon diterima di seberang, penelpon (mahasiswa) segera memperkenalkan diri (nama, status, dan lembaga naungannya). Sangat sering terjadi kesalahan fatal, karena penyebab remeh, dalam mana penelepon segera menyampaikan maksudnya tanpa terlebih dahulu memperkenalkan diri.
  3. Maksud atau niat yang disampaikan oleh penelepon hendaknya masih dalam garis-garis besar dan netral (misalnya, permohonan bertemu dan membuat janji), belum mengenai isi (misalnya, permohonan untuk magang dan kesediaan lembaga untuk ditempati magang).
Penggunaan telepon untuk maksud lain adalah tetap mengikuti norma sopan-santun umum percakapan telepon.

2. Komunikasi Tulis

Tata-krama komunikasi tulis juga penting diingatkan kepada mahasiswa yang akan menempuh matakuliah Magang. Oleh karena tata-krama komunikasi tulis ada banyak ragam dan memiliki aturan tersendiri, hendaknya hal ini dimasukkan sebagai bagian dari informasi atau pelatihan dalam pembekalan Magang. Untuk sementara, perlu diingat bahwa tidak jarang terjadi bahwa seseorang ditolak untuk bergabung dalam suatu instansi hanya karena letak prangko yang salah, jenis amplop surat yang kurang tepat, atau cara menulis alamat yang “tidak menyenangkan” penerima surat (instansi atau lembaga yang dilamar).

3. Komunikasi Lisan

Tata-krama komunikasi lisan adalah menyangkut komunikasi verbal dan nonverbal atau penampilan. Secara prinsip, penampilan “pengaruh sosial”, “sikap-dasar”, dan tingkahlaku komunikatif yang selayaknya dimiliki oleh helper efektif, dalam kadar tertentu, juga dapat efektif jika digunakan oleh mahasiswa dalam berkomunikasi.

Hal yang lebih spesifik dalam hal ini bahwa mahasiswa yang hendak menyampaikan maksud untuk magang dalam suatu instansi atau lembaga adalah terlebih dahulu memiliki rasa percaya diri yang cukup, rasa mampu, dan mau melaksanakan tugas. Tiga hal ini, yaitu percaya diri, mampu dan mau adalah persyaratan penting kesiapan tugas (task readiness).
Previous
Next Post »