Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang
manajemen yang mempunyai peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan untuk
mencapai tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan
yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa
yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen
produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses
produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Manajemen Produksi
yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan/koordinasi kegiatan orang lain. Organisasi yaitu alat untuk
mencapai tujuan dalam manajemen. Manajemen Produksi yaitu kegiatan untuk
mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya.
Sebelum melakukan
kegiatan produksi, terlebih dahulu harus membuat rencana (planning) produk, apa
itu perencanaan dalam produksi?
kegiatan untuk merencanakan penentuan kualitas
dan kuantitas barang yang akan diproduksi, merancang sistem transformasi,
menjadwalkan berbagai aktivitas, serta menetapkan berbagai ukuran dan kriteria
yang sangat diperlukan untuk kepentingan produksi.
terkait dengan
persoalan mendasar yang harus dijawab, yaitu:
1) What, barang apa yang akan dihasilkan?.
2) How, bagaimana cara produksinya?.
3) Who, untuk siapa barang ini dibuat?.
4) Why, mengapa barang tersebut dibuat?.
5) Where, dimana barang tersebut dibuat?.
Macam-macam aspek
dalam perencanaan produksi:
1) Lokasi produksi,
yang paling efisien dan strategis baik bagi perusahaan/wirausaha dan
konsumen/pelanggan
2) Volume operasi,
prediksi kebutuhan pasar akan produk yang dihasilkan.
3) Mesin dan peralatan,
yang sesuai dengan kemajuan teknologi produksi saat ini, dimana kapasitas
produksi disesuaikan dengan luas produksi (tidak over kapasitas)
4) Bahan baku dan
bahan penolong dalam jumlah yang cukup.
5) Tenaga kerja,
seimbang dengan tingkat produksi.
6) Tata letak/layout,
harus tepat sehingga mengurangi kesalahan selama proses produksi berlangsung.
Fungsi pengorganisasian dalam produksi
kegiatan untuk
merancang struktur organisasi produksi, menyiapkan dan menetapkan kriteria bagi
staf yang menjabat dalam struktur organisasi, mendelegasikan wewenang serta
menetapkan pola agar tercipta keserasian kerja antar subsistem.
Fungsi Controling dalam Produksi
Sistem produksi yang
baik belum tentu menghasilkan pelaksanaan proses produksi yang baik pula
apabila tidak diikuti dengan pengawasan atau pengendalian proses produksi yang
memadai. Artinya, dengan adanya sistem produksi yang baik serta diikuti dengan
pengawasan atau pengendalian proses yang tepat, maka kelancaran pelaksanaan
proses produksi dalam perusahaan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Menurut Assauri
(2008:173) pengawasan adalah kegiatan pemeriksaan dan pengendalian atas
kegiatan yang telah dan sedang dilakukan, agar-agar kegiatan tersebut dapat
sesuai dengan apa yang diharapkan atau dirancanakan. Agar pelaksanaan
pengendalian proses produksi dapat dilaksanakan dengan baik, maka yang perlu
diketahui terlebih dahulu adalah tentang fungsi pengendalian proses produksi
itu sendiri. Menurut Ahyari (1996:4) yang dimaksud dengan fungsi pengendalian
proses produksi adalah perencanaan, penentuan urutan kerja, penentuan waktu kerja,
pemberian perintah kerja dan tindak lanjut dalam pelaksanaan proses produksi.
Menurut Assauri (2008: 209) untuk dapat melakukan pengawasan dengan sempurna dan efektif, maka pengawasan produksi yang dilakukan hendaknya mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Routing
Routing adalah fungsi
menentukan dan mengatur urutan kegiatan pengerjaan yang logis, sistematis dan
ekonomis melalui urutan mana bahan-bahan dipersiapkan untuk diproses menjadi
barang jadi. Routing merupakan fungsi teknis pertama dalam pengawasan produksi,
yang menentukan dan mengatur urutan yang harus dilalui dalam suatu seri
pekerjaan serta fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk tiap-tiap operasi pekerjaan.
2. Loading dan Scheduling
Loading merupakan
penentuan dan pengaturan muatan pekerjaan (work load) pada masing-masing pusat
pekerjaan (work centre) sehingga dapat ditentukan berapa lama waktu yang
diperlukan pada setiap operasi tanpa adanya penundaan atau kelambatan waktu
(time delay). Sedangkan scheduling merupakan pengoordinasian tentang waktu
dalam kegiatan berproduksi, sehingga dapat diadakan pengalokasian bahan-bahan
baku dan bahan-bahan pembantu, serta perlengkapan kepada fasilitas-fasilitas
atau bagian-bagian pengolahan dalam pabrik pada waktu yang telah ditentukan.
3. Dispatching
Dispatching meliputi
pelaksanaan dari semua rencana dan pengaturan dalam bidang routing dan
scheduling. Sebagian besar kegiatan dalam dispatching ini terdiri dari
penyampaian perintah kepada bagian pengolahan, yang dilakukan sesuai dengan
skedul dan urutan pekerjaan yang telah ditentukan.
4. Follow-up
Follow-up merupakan fungsi penelitian dan pengecekan
terhadap semua aspek yang mempengaruhi kelancaran kegiatan pengerjaan atau
produksi. Follow-up mencakup usaha-usaha untuk mendapatkan bahan baku yang tidak
tersedia tetapi dibutuhkan.
Tahapan Controling
Menetapkan standar pelaksanaan kegiatan
Menetukan pengukuran pelaksanaan
Mengukur pelaksanaan yang terjadi
Membandingkan pelaksanaan dan standar yang telah
ditetapkann sebelumnya
Menganalisa penyimpangan yang terjadi
Mengambil tindakan jika diperlukan untuk memperbaiki
penyimpangan